Selamat datang di Website SAGA NEWS, Terima kasih telah berkunjung, selamat membaca, tertanda Pemimpin Redaksi: Thamrin KWA Mega Mendung Lembah Anai Disikat, Apresiasi Publik pun Ramai

Notification

×

Iklan

BERITA

KWA Mega Mendung Lembah Anai Disikat, Apresiasi Publik pun Ramai

Kamis, 26 Juni 2025 | Juni 26, 2025 WIB Last Updated 2025-06-27T02:33:41Z

Saga News,Padang --- Peradaban di ranah minang semakin ke depan makin tergerus hampir di semua sektor.


Bahkan pemimpin di daerah kerap mengatakan merubah mindset dan perilaku masyarakat, menjadi hal paling sulit dilakukan pemimpin.


Sebut saja, bagaimana tindakan kekerasan bahkan sampai pembunuhan dengan mutilasi viral, itu terjadi di kampung yang dikenal sebagai negeri beradat dan beragama (adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah), termasuk pemanfaat lahan yang terlarang, tapi dilabrak dengana alsan ada cuan dan kehidupan, masih banyak juga yang menentang penertiban seperti di kawasan Lembah Anai dan Flyover Kelok Sembilan.


Belum hilang diingatakan publik Sumbar dan nasional bagaimana alam mengamuk, memporak-porandakan kawasan sepanjang sungai di Lembah Anai dan menelan korban jiwa serta kerugian materil.


Belum hilang di mesin pencarian tragedi galodo di kawasan itu, muncul lagi pemandian wisata di aliran sungai itu.


Pemerintah tidak tinggal diam, operasi penertiban dan pembongkaran spot destinasi di Lembah Anai dilakukan Kementerian Kehutanan lewat BKSDA untuk menjaga keasrian kawasan eksotik  Lembah Anai.


Pemerintah bertindak untuk mengantisipasi bencana kedepan, mitigasi tegas dilakukan, cuan hanya sesaat tapi derita dan nestapa nya pasti berkepanjangan.


Dikutip dari akun resmi Kementerian Kehutanan menggambarkan penutupan aktivitas ilegal di Taman Wisata Alam (TWA) Mega Mendung Lembah Anai, Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat. 


Penutupan dilakukan bentuk tindakan tegas, karena TWA Lembah Anai selama ini digunakan untuk kegiatan illegal mulai dari kolam pemandian, tempat usaha rumah makan hingga hotel.


"Proses penertiban sempat memanas lantaran mendapat penolakan dari warga dan pemilik usaha. Namun, kedua pihak akhirnya sepakat melakukan pembicaraan lebih lanjut,"ujar akun tersebut di media sosial resminya.


Kalangan pegiat pariwisata, penyelamat lingkungan dan kaum humaniter di Sumbar pun satu suara, mereka mengatakan untuk nyawa dan lingkungan, pemerintah atau Kementerian Kehutanan harus tidak ada toleransi dan negoisasi.


'Sikat saja, kalau itu ilrgal dan kawasan itu peruntukannya jelas, jangan ada negoisasi dan toleransi, ikut aturan atau sikat,"ujar pecinta lingkungan Gilang, Jumat 27/6-2025.


Sedangkan Ketua PJKIP Sumbar Almudazir menyatakan tindakan penertiban dan pembongkaran serta pelarangan di Mega Mendung Lembah Anai merupakan tindakan yang telah memenuhi keterbukaan informasi publik.


"Pemerintah telah melakukan tindakan persuasif sebelum melalukan represif terhadap kawasan itu. Operasi penertiban kawasan itu kemarin adalah fakta dari sikap tegas pemerintah untuk antisipasi jatuhnya korban jiwa dan kerugian materil lebih besar dari keuntungan sesaat yang dinikmati oleh pengelolanya,"ujar Almudazir.


Sekali lagi, peradaban minang kedepan harus diretas kembali dan menjadi kebudayaan untuk selamatkan lingkungan dan manusia.


"Pemerintah harus tegas, jangan ada ruang negoisasi dan toleransi dalam menegakan aturan, jika komit dan konsisten, cepat atau lambat peradaban baru akan tersemai di ranah Sumbar ini,"ujar Almudazir. (***)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

×
Berita Terbaru Update
Selamat datang di Website SAGA NEWS, Terima kasih telah berkunjung, selamat membaca, tertanda Pemimpin Redaksi: Thamrin